Mata pisau Mata lalu menyodorkan korban: Tottenham Hotspur dikaparkan
Chelsea 2-4 (1-0) tewas di depan 30.060 penonton; ambisi Andre-Villas
Boas menyodorkan pembalasan untuk Chelsea terkubur; rekor tak
terkalahkan Spurs terhadap Chelsea dalam enam laga terakhir, akhirnya,
juga patah.
Sabtu itu memang menjadi malam yang mengesankan buat Mata. Dia tampil
mencolok di WHL. Dua gol dikemasnya dalam interval tiga menit – menit
66 dan 69, membalikkan keunggulan Spurs ketika dua kilat Gallas dan
Defoe meng-kick gol pembuka Gary Cahill.
Di ujung pertandingan, pada masa additional-time, Mata juga member
satu assist sangat presisi untuk Sturridge— dia masuk menggantikan Oscar
menit ke-83. Sebuah assist yang bermula dari kecerdikan Mata
memenangkan duel dengan Kyle Walker.
Aksi
dan assist Mata yang pisau tajam ini lalu juga menyodorkan korban
berikut: Walker menutup akun Twitter miliknya di situs mikroblogging
tersebut. Pasal apa? Pasalnya, Walker di-bully followernya, dinilai tak
berdaya menghadapi Mata yang memetik dua gol plus tuntutan tanggungjawab
untuk kegagalannya memenangkan duel di ujung pertandingan sebelum Mata
memberikan assist buat Sturridge.
Walker sempat membela diri: “Saya manusia biasa, masih 22 tahun dan
tidak luput dari kesalahan.” Itu nukilan postingan terakhirnya sebelum
akun @kyle28walker itu dihapusnya.
Kembali ke mata pisau Mata. Ketajamannya, boleh jadi juga sinyal
untuk Vicente del Bosque yang mengabaikan Mata dalam duel versus Prancis
yang hanya berakhir imbang 1-1 di Madrid pekan lalu.
Mata terakhir masuk skuad La Furia Roja di final Euro pertengahan
tahun ini. Ketika itu Mata masuk sebagai pemain pengganti untuk Iniesta
menit ke-87. Satu menit beredar di lapangan, dia mencetak gol, gol
keempat untuk Spanyol sebelum Italia dibungkam 4-0. Sejak itu, Mata tak
lagi dapat tempat dalam skuad del Bosque.
Tapi meski begitu, bersama Chelsea, bersama skuad Di Matteo, Mata
tetap terus mengasah ketajamannya. Beredar sebagai penyerang dengan
posisi left-flank, Mata menjadi mata pisau Chelsea yang tajam.
Dua gol ke gawang Spurs Sabtu malam adalah gol kedua dan ketiga Mata
di musim ini. Gol tersebut juga makin memantapkan The Blues di puncak
klasemen sementara Premier League dengan rekor belum terkalahkan,
meninggalkan duo Manchester – United dan City dengan selisih empat
angka.
Mata,
terlahir dengan nama Juan Manuel Mata Garcia di Burgos, 28 April 1988,
mengawali karirnya di Real Oviedo. Di klub tersebut, tempat dimana
ayahnya juga pernah bermain, Mata bermain tiga musim sebelum Real Madrid
membelinya. Musim panas 2007, Mata pindah ke Valencia yang tahun lalu
kemudian melegonya ke Chelsea dengan durasi lima tahun.
“Saya pindah karena bujukan (Fernando) Torres,” ujar Mata. Satu yang
juga bikin Mata senang adalah keikhlasan Yossi Benayoun memberikan nomer
punggung 10 – nomer punggung favorit Mata.
Debut Mata di Chelsea sebagai subs, menggantikan Florent Malouda 27
Agustus tahun lalu ketika Chelsea melibas Norwich City 3-1. Empat bulan
kemudian, Mata sudah starter, mediumnya Piala FA, 8 Januari lalu dengan
menghajar Portsmouth 4-0 dan satu gol dari Mata. Chelsea juga dibawa
Mata ke final Piala FA, 5 Mei lalu, menekuk Liverpool 2-1 dan dia
menjadi Man of the Match. Sukses itu boleh jadi alasan mengapa Mata
dipilih sebagai Pemain Terbaik Chelsea 2012.
Kini Mata terus mengasah mata pisaunya. Dan selalu terhunus, untuk
ketajaman Chelsea di berbagai medium: Premier League, Liga Champions,
Piala Liga dan Piala Dunia Antarklub. Di depan mata, tolong catat dua
laga berikut Mata yang sangat bergengsi, vs United: 28 Oktober di
Premier League dan 1 November di Piala Liga.
Come on Mata.
Senin, 22 Oktober 2012
Juan Mata "The Eye Knife"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar