Senin, 22 Oktober 2012

Juan Mata "The Eye Knife"

Mata pisau Mata lalu menyodorkan korban: Tottenham Hotspur dikaparkan Chelsea 2-4 (1-0) tewas di depan 30.060 penonton; ambisi Andre-Villas Boas menyodorkan pembalasan untuk Chelsea terkubur; rekor tak terkalahkan Spurs terhadap Chelsea dalam enam laga terakhir, akhirnya, juga patah.
Sabtu itu memang menjadi malam yang mengesankan buat Mata. Dia tampil mencolok di WHL. Dua gol dikemasnya dalam interval tiga menit – menit 66 dan 69, membalikkan keunggulan Spurs ketika dua kilat Gallas dan Defoe meng-kick gol pembuka Gary Cahill.
Di ujung pertandingan, pada masa additional-time, Mata juga member satu assist sangat presisi untuk Sturridge— dia masuk menggantikan Oscar menit ke-83. Sebuah assist yang bermula dari kecerdikan Mata memenangkan duel dengan Kyle Walker.

Aksi dan assist Mata yang pisau tajam ini lalu juga menyodorkan korban berikut: Walker menutup akun Twitter miliknya di situs mikroblogging tersebut. Pasal apa? Pasalnya, Walker di-bully followernya, dinilai tak berdaya menghadapi Mata yang memetik dua gol plus tuntutan tanggungjawab untuk kegagalannya memenangkan duel di ujung pertandingan sebelum Mata memberikan assist buat Sturridge.
Walker sempat membela diri: “Saya manusia biasa, masih 22 tahun dan tidak luput dari kesalahan.” Itu nukilan postingan terakhirnya sebelum akun @kyle28walker itu dihapusnya.
Kembali ke mata pisau Mata. Ketajamannya, boleh jadi juga sinyal untuk Vicente del Bosque yang mengabaikan Mata dalam duel versus Prancis yang hanya berakhir imbang 1-1 di Madrid pekan lalu.
Mata terakhir masuk skuad La Furia Roja di final Euro pertengahan tahun ini. Ketika itu Mata masuk sebagai pemain pengganti untuk Iniesta menit ke-87. Satu menit beredar di lapangan, dia mencetak gol, gol keempat untuk Spanyol sebelum Italia dibungkam 4-0. Sejak itu, Mata tak lagi dapat tempat dalam skuad del Bosque.
Tapi meski begitu, bersama Chelsea, bersama skuad Di Matteo, Mata tetap terus mengasah ketajamannya. Beredar sebagai penyerang dengan posisi left-flank, Mata menjadi mata pisau Chelsea yang tajam.
Dua gol ke gawang Spurs Sabtu malam adalah gol kedua dan ketiga Mata di musim ini. Gol tersebut juga makin memantapkan The Blues di puncak klasemen sementara Premier League dengan rekor belum terkalahkan, meninggalkan duo Manchester – United dan City dengan selisih empat angka.
Mata, terlahir dengan nama Juan Manuel Mata Garcia di Burgos, 28 April 1988, mengawali karirnya di Real Oviedo. Di klub tersebut, tempat dimana ayahnya juga pernah bermain, Mata bermain tiga musim sebelum Real Madrid membelinya. Musim panas 2007, Mata pindah ke Valencia yang tahun lalu kemudian melegonya ke Chelsea dengan durasi lima tahun.
“Saya pindah karena bujukan (Fernando) Torres,” ujar Mata. Satu yang juga bikin Mata senang adalah keikhlasan Yossi Benayoun memberikan nomer punggung 10 – nomer punggung favorit Mata.
Debut Mata di Chelsea sebagai subs, menggantikan Florent Malouda 27 Agustus tahun lalu ketika Chelsea melibas Norwich City 3-1. Empat bulan kemudian, Mata sudah starter, mediumnya Piala FA, 8 Januari lalu dengan menghajar Portsmouth 4-0 dan satu gol dari Mata. Chelsea juga dibawa Mata ke final Piala FA, 5 Mei lalu, menekuk Liverpool 2-1 dan dia menjadi Man of the Match. Sukses itu boleh jadi alasan mengapa Mata dipilih sebagai Pemain Terbaik Chelsea 2012.
Kini Mata terus mengasah mata pisaunya. Dan selalu terhunus, untuk ketajaman Chelsea di berbagai medium: Premier League, Liga Champions, Piala Liga dan Piala Dunia Antarklub. Di depan mata, tolong catat dua laga berikut Mata yang sangat bergengsi, vs United: 28 Oktober di Premier League dan 1 November di Piala Liga.
Come on Mata.

0 komentar:

Posting Komentar