Jumat, 16 November 2012

Anzhi Makhachkala : Superpower Team

Kamis malam pekan lalu ada hot-news yang beredar santer: Anzhi merayu Wayne Rooney. Angkanya fantastis: 50 juta pound. Penawarannya belum resmi memang. “Tapi sangat memungkinkan. Rooney salah satu pemain terbaik di dunia dan bos kami punya kemampuan mewujudkannya.”
Pernyataan itu meluncur dari mulut Roberto Carlos – legenda Brasil, kini Direktur Olahraga Anzhi — di Liverpool, beberapa saat sebelum Anzhi dijamu The Reds dalam laga Liga Europa di Anfield. Dan media, dimana pun, lantas tercengang. Anzhi menggiur Rooney?
Bos yang dimaksud Roberto adalah Suleyman Kerimov, miliarder Rusia, orang terkaya ke-146 dunia versi majalah Forbes yang hobi menggelar pesta jet-set dengan budget ‘wah’. Satu contoh dia pernah menerbangkan Beyonce ke Moskow menghibur tetamu Kerimov dalam sebuah pesta berbiaya 6 juta pound.
Nah, Januari tahun lalu Kerimov mengakuisisi Anzhi Makhachkala, klub yang didirikan tahun 1991 oleh Sultan Magomedov– mantan pemain Dinamo Makhachkala. Misinya: “biar ada yang dibanggakan. Biar banyak orang bisa melihat sesuatu yang positif di sana, di Makhachkala.,” kata Kerimov.
Dan apa yang terjadi kemudian memang mencengangkan. Sebulan setelah akuisisi, Roberto yang nyaris pensiun, didatangkan dengan budget 8 juta pound. Selang seminggu, giliran Jucilei da Silva dibeli 11,5 juta pound dari Corinthians. Bulan ketiga, Kerimov memboyong Mbark Boussoufa, bintang Maroko dari Anderlecht. Pada Juni, giliran Balázs Dzsudzsák digaet dengan angka 14 juta euro serta Diego Tardelli dengan 5,8 juta Euro dari Atletico Mineiro.
Kerimov belum puas. Gelontoran jutaan dolar terus dihamburkan. Pada Agustus dia membeli dua bintang sekaligus. Pertama Yuri Zhirkov, yang didatangkan dari Chelsea dengan nilai 17 juta pound. Kedua, dan ini fenomenal, menciduk Samuel Eto’o dari Internazionale dengan nilai 20,5 juta pound.
Tamparan dolar Kerimov belum berhenti. Akhir musim dingin tahun lalu dia memikat Christopher Samba dari Blackburn Rovers dengan angka 16 juta pound. Ada juga Lassana Diarra yang diboyong dari Madrid dengan angka 5 juta dolar.
Popularitas Anzhi lalu melesat dan menghadirkan persaingan untuk nama-nama besar yang lebih dulu eksis an mendunia di Liga Rusia. Sebutlah empat klub yang bermarkas di kota Moskow: Spartak, CSKA, Lokomotiv dan Dynamo atau juga Rubin Karzan serta Zenit St Petersburg.
Hebat? Yes! Soal ‘kegilaan’ Kerimov ini saya jadi teringat ketika awal tahun lalu dia pernah memikat Lionel Messi. Konon, sebelum Rooney digiur dengan angka 50 juta pound, Anzhi juga pernah menyodorkan tawaran untuk bintang-bintang dunia macam Fabregas, Neymar dan Kaka. Nama Alexis Sanchez, bahkan Nemanja Vidic plus Dani Alves juga pernah dirayu.
Sederet nama itu mentah. Tapi entah untuk Rooney, dan entah untuk siapa lagi. Saya hanya ingin menjelaskan sang miliarder Kerimov benar-benar ingin menyulap Anzhi dengan gelimang dolarnya yang menggiurkan. Eto’o adalah contoh. Bintang Kamerun itu dimanjakan dengan penthouse lima kamar dan kamar utamanya menghadap Moskow plus sauna, kolam renang serta tv dengan layar lebar.
Menghadap Moskow? Maksudnya? Oke, begini: skuad Anzhi memang tidak tinggal dan tidak berlatih di kota Makhachkala. Mereka berlatih di Kratovo, sebuah desa di pinggiran Moskow. Mereka hanya ke Makhachkala, terbang sejauh 1600 km, kalau ada home-game saja. Alasannya soal keamanan. Maklum, kota kelahiran Kerimov yang juga ibukota republik Dagestan itu dinyatakan PBB sebagai daerah yang paling berbahaya setelah Chechnya.
Kita tahu, Dagestan adalah salah satu wilayah konstituen Federasi Rusia, yang terletak di utara Kaukasus. Awal 1980-an, seperti juga di Georgia, Azerbaijan dan Chechnya, Dagestan yang multi-etnis – dihuni sekitar 30 kelompok etnis dengan 30 bahasa lokal — kerap diguncang gejolak politik dan menjadikan kawasan tersebut tidak stabil, hingga kini.


Situasi ini pula yang jadi penyebab mengapa setiap laga Anzhi di Liga Europa dimainkan di Stadion Lokomotiv Moskow. Kini, di tangan Guus Hiddink – dia dikontrak 18 bulan dengan angka 10 juta pound, Anzhi sudah lolos ke babak grup, sebuah sejarah buat mereka setelah menyingkirkan Budapest Honved, Vitesse Arnhem dan AZ Alkmaar.
Kini pun, di Grup A, Anzhi berpeluang lolos dalam persaingan mereka dengan Udinese, Young Boys, serta Liverpool yang Jumat lalu susah payah meredam Anzhi 1-0.
Inilah sebuah kisah sukses instan ketika Kerimov yang sudah menghabiskan 260 juta dolar bisa membeli prestasi Anzhi dengan gelimang dolarnya. Itu belum termasuk 130 juta dolar yang diinvestasikannya membangun sebuah stadion baru di Makhchkala—kota ‘negatif’ yang kini diubah Kerimov dengan gelimang dolarnya lewat Anzhi.
Saya pikir cukup padat. Jadi jangan lagi bertanya: Anzhi? What!?

0 komentar:

Posting Komentar