Kamis malam pekan lalu ada hot-news yang beredar santer: Anzhi merayu
Wayne Rooney. Angkanya fantastis: 50 juta pound. Penawarannya belum
resmi memang. “Tapi sangat memungkinkan. Rooney salah satu pemain
terbaik di dunia dan bos kami punya kemampuan mewujudkannya.”
Pernyataan
itu meluncur dari mulut Roberto Carlos – legenda Brasil, kini Direktur
Olahraga Anzhi — di Liverpool, beberapa saat sebelum Anzhi dijamu The
Reds dalam laga Liga Europa di Anfield. Dan media, dimana pun, lantas
tercengang. Anzhi menggiur Rooney?
Bos yang dimaksud Roberto adalah Suleyman Kerimov, miliarder Rusia,
orang terkaya ke-146 dunia versi majalah Forbes yang hobi menggelar
pesta jet-set dengan budget ‘wah’. Satu contoh dia pernah menerbangkan
Beyonce ke Moskow menghibur tetamu Kerimov dalam sebuah pesta berbiaya 6
juta pound.
Nah, Januari tahun lalu Kerimov mengakuisisi Anzhi Makhachkala, klub
yang didirikan tahun 1991 oleh Sultan Magomedov– mantan pemain Dinamo
Makhachkala. Misinya: “biar ada yang dibanggakan. Biar banyak orang bisa
melihat sesuatu yang positif di sana, di Makhachkala.,” kata Kerimov.
Dan apa yang terjadi kemudian memang mencengangkan. Sebulan setelah
akuisisi, Roberto yang nyaris pensiun, didatangkan dengan budget 8 juta
pound. Selang seminggu, giliran Jucilei da Silva dibeli 11,5 juta pound
dari Corinthians. Bulan ketiga, Kerimov memboyong Mbark Boussoufa,
bintang Maroko dari Anderlecht. Pada Juni, giliran Balázs Dzsudzsák
digaet dengan angka 14 juta euro serta Diego Tardelli dengan 5,8 juta
Euro dari Atletico Mineiro.
Kerimov belum puas. Gelontoran jutaan dolar terus dihamburkan. Pada
Agustus dia membeli dua bintang sekaligus. Pertama Yuri Zhirkov, yang
didatangkan dari Chelsea dengan nilai 17 juta pound. Kedua, dan ini
fenomenal, menciduk Samuel Eto’o dari Internazionale dengan nilai 20,5
juta pound.
Tamparan dolar Kerimov belum berhenti. Akhir musim dingin tahun lalu
dia memikat Christopher Samba dari Blackburn Rovers dengan angka 16 juta
pound. Ada juga Lassana Diarra yang diboyong dari Madrid dengan angka 5
juta dolar.
Popularitas Anzhi lalu melesat dan menghadirkan persaingan untuk
nama-nama besar yang lebih dulu eksis an mendunia di Liga Rusia.
Sebutlah empat klub yang bermarkas di kota Moskow: Spartak, CSKA,
Lokomotiv dan Dynamo atau juga Rubin Karzan serta Zenit St Petersburg.
Hebat? Yes! Soal ‘kegilaan’ Kerimov ini saya jadi teringat ketika
awal tahun lalu dia pernah memikat Lionel Messi. Konon, sebelum Rooney
digiur dengan angka 50 juta pound, Anzhi juga pernah menyodorkan tawaran
untuk bintang-bintang dunia macam Fabregas, Neymar dan Kaka. Nama
Alexis Sanchez, bahkan Nemanja Vidic plus Dani Alves juga pernah dirayu.
Sederet
nama itu mentah. Tapi entah untuk Rooney, dan entah untuk siapa lagi.
Saya hanya ingin menjelaskan sang miliarder Kerimov benar-benar ingin
menyulap Anzhi dengan gelimang dolarnya yang menggiurkan. Eto’o adalah
contoh. Bintang Kamerun itu dimanjakan dengan penthouse lima kamar dan
kamar utamanya menghadap Moskow plus sauna, kolam renang serta tv dengan
layar lebar.
Menghadap Moskow? Maksudnya? Oke, begini: skuad Anzhi memang tidak
tinggal dan tidak berlatih di kota Makhachkala. Mereka berlatih di
Kratovo, sebuah desa di pinggiran Moskow. Mereka hanya ke Makhachkala,
terbang sejauh 1600 km, kalau ada home-game saja. Alasannya soal
keamanan. Maklum, kota kelahiran Kerimov yang juga ibukota republik
Dagestan itu dinyatakan PBB sebagai daerah yang paling berbahaya setelah
Chechnya.
Kita tahu, Dagestan adalah salah satu wilayah konstituen Federasi
Rusia, yang terletak di utara Kaukasus. Awal 1980-an, seperti juga di
Georgia, Azerbaijan dan Chechnya, Dagestan yang multi-etnis – dihuni
sekitar 30 kelompok etnis dengan 30 bahasa lokal — kerap diguncang
gejolak politik dan menjadikan kawasan tersebut tidak stabil, hingga
kini.
Situasi ini pula yang jadi penyebab mengapa setiap laga Anzhi di Liga
Europa dimainkan di Stadion Lokomotiv Moskow. Kini, di tangan Guus
Hiddink – dia dikontrak 18 bulan dengan angka 10 juta pound, Anzhi sudah
lolos ke babak grup, sebuah sejarah buat mereka setelah menyingkirkan
Budapest Honved, Vitesse Arnhem dan AZ Alkmaar.
Kini pun, di Grup A, Anzhi berpeluang lolos dalam persaingan mereka
dengan Udinese, Young Boys, serta Liverpool yang Jumat lalu susah payah
meredam Anzhi 1-0.
Inilah sebuah kisah sukses instan ketika Kerimov yang sudah
menghabiskan 260 juta dolar bisa membeli prestasi Anzhi dengan gelimang
dolarnya. Itu belum termasuk 130 juta dolar yang diinvestasikannya
membangun sebuah stadion baru di Makhchkala—kota ‘negatif’ yang kini
diubah Kerimov dengan gelimang dolarnya lewat Anzhi.
Saya pikir cukup padat. Jadi jangan lagi bertanya: Anzhi? What!?
Jumat, 16 November 2012
Anzhi Makhachkala : Superpower Team
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar