Minggu, 09 Oktober 2011

Pemain Jerman Barat Bantah Isu Doping di Piala Dunia 1966


TEMPO Interaktif, Berlin – Dua anggota skuad Jerman Barat di Piala Dunia 1966 membantah dugaan bahwa mereka telah melanggar aturan doping dalam pemakaian obat demam.

“Saya telah mengalami banyak hal, tapi isu ini benar-benar sampah,” kata bekas bek Willi Schulz. “Saya jarang tertawa terbahak-bahak dan saya nyaris menabrakkan mobil ke pohon saat saya mendengar kabar itu di radio. Tudingan itu konyol.”

Sementara rekannya, Juergen Grabowski, yang telah mencetak lima gol dalam 44 penampilan buat Jerman Barat antara 1966 dan 1974 mengatakan dirinya sangat terkejut dengan kabar tersebut.

“Ini pertama kali saya mendengarnya. Saya tak pernah tahu tentang doping di tim nasional dan hal itu tak pernah jadi isu sebelumnya,” ujar Grabowski.

Isu itu mencuat setelah sejarawan di Universitas Humboldt Berlin membeberkan sebuah surat bertanggal 29 November 1966. Dalam surat itu Ketua Komite Medis FIFA Mihailo Andrejevic menulis tentang penemuan tanda penggunaan obat demam berbahan ephedrine pada tiga pemain Jerman Barat yang tak disebutkan namanya di Piala Dunia 1966.

Ephedrine adalah sebuah dekongestan yang juga zat perangsang dan termasuk dalam daftar zat yang dilarang FIFA saat itu.

Surat yang ditujukan kepada Presiden Federasi Atletik Jerman Barat, Max Danz, tersebut dimuat oleh majalah Jerman, Der Spiegel.
FIFA melakukan tes doping untuk kali pertama di Piala Dunia 1966, tapi tak ada laporan tentang hasil tes yang positif dan tak ada sanksi yang dijatuhkan.

Inggris mengalahkan Jerman Barat 4-2 pada parai final di Wembley dengan Geoff Hurst mencetak gol ketiga yang kontroversial.

Surat tersebut dibeberkan sebagai bagian dari sebuah penelitian berjudul “Doping di Jerman dari 1950 hingga sekarang”. Para akademisi dari Berlin dan Muenster berniat mengungkapkan hasil penemuan mereka sebelum pertengahan November.

Federasi Sepakbola Jerman (DFB) menyatakan akan bekerja sama dalam penelitan tersebut.

“Transparansi sangat penting bagi kami. Itulah sebabnya kami mengundang Profesor Michael Krueger (dari Muenster) untuk meneliti arsip-arsip di bulan Juli yang tersedia di DFB,” kata Direktur Media DFB Ralf Koettker.

0 komentar:

Posting Komentar