Selasa, 28 Juni 2011

Pelajaran Dari Lion City Cup, Singapura Bisa Jungkalkan Juventus

Meskipun akhirnya gagal menjadi juara di kandang sendiri, tim-tim muda Singapura sukses menimba pengalaman berharga dari tim-tim muda elit dunia.

Singapura U-15 & Juventus U-15 (GOAL.com/Theo Mathias)Singapura U-15 & Juventus U-15
Berbeda dengan negara tetangga Malaysia yang mendatangkan tim-tim elit Liga Primer Inggris Juli nanti, Singapura justru membuat cara lain untuk menghibur pencinta sepakbolanya, suatu cara yang perlu dicontoh Indonesia tentunya, yakni dengan menggelar kompetisi antar tim belia.

Setelah absen dua tahun, Lion City Cup kembali menggebrak. Tim-tim elit sekaliber Juventus U-15, Flamengo U-15, Newcastle U-15, dan Everton U-15 bersedia memenuhi undangan.

Hasilnya? Singapura, yang turun dengan dua tim, sukses meloloskan kedua tim itu ke babak semi-final, dengan masing-masing menyingkirkan tim-tim muda Inggris ke bangku penonton.

Di semi-final, tim Singapura U-16, yang berjaya merebut medali perunggu di Olimpiade Pemuda 2011, sukses masuk final dengan mengalahkan Bianconeri muda, meskipun keputusan wasit dinilai sedikit banyak membantu kemenangan tim tuan rumah.<script type="text/javascript" src="http://ad.doubleclick.net/adj/gna.id/level2;tile=3;sz=160x600;ord=50597?area=2l&pos=2&ord=50597"></script>

Sayangnya, sukses itu tak diikuti tim Singapura U-15, yang kalah telak dan terkesima dengan tarian Flamengo U-15.

Di perebutan juara tiga, Singapura U-15, yang dilatih pencetak gol terbanyak Liga Indonesia 1995/96 Dejan Gluscevic, membalas kekalahan di babak grup, dengan menang meyakinkan 4-0 atas Juventus, yang kembali merasa dirugikan kepemimpinan wasit.

Namun, di luar beberapa keputusan kontroversial wasit, duet Adam Swandi dan Azhar Ramli kerap merepotkan pertahanan Juventus, dan kedua pemain ini memiliki masa depan yang cerah jika dibina dengan tepat.

Flamengo, yang bermaterikan tiga pemain Brasil U-15, yakni kapten tim Lincoln da Silva, dua penyerang Caio Rangel dan Arlindo Rodrigues Neto, gagal menaklukkan kehebatan kiper Singapura U-16 Fashah Rosedin hingga 90 menit waktu normal berakhir, dan hasil imbang seperti di partai pertama grup kembali terulang, meskipun kali ini kedua tim gagal mencetak gol.

Singapura U-16 akhirnya harus menyerah dalam babak adu penalti di stadion Jalan Besar, yang jauh lebih penuh dibandingkan partai Liga Singapura pada umumnya.

Singapura sedang berusaha membangun kembali dunia sepakbolanya setelah proyek Foreign Talent Scheme (Skema Talenta Asing) dinilai gagal mendatangkan prestasi yang berkelanjutan akibat gugurnya mereka di babak grup Piala AFF lalu.

Penampilan mereka di Olimpiade Pemuda 2010, dan kemudian Lion City Cup kali ini, pasti akan berpengaruh dalam prestasi timnas senior sekitar 8-10 tahun mendatang, meskipun program wajib militer dan keseriusan Asosiasi Sepakbola Singapura (FAS) juga akan menentukan keberhasilan panen bibit-bibit muda ini.

Indonesia sungguh perlu mengikuti langkah Singapura. Bagaimana tidak, daripada mendatangkan, dengan segala hormat, Giovanni van Bronckhorst atau Cesc Fabregas untuk dijadikan pahlawan selama beberapa hari, alangkah baiknya mengundang tim-tim muda seperti itu untuk mengukur sejauh mana kemampuan pemain calon andalan timnas PSSI di masa depan.

Hasil apapun yang diraih, jika bisa dijadikan bahan evaluasi dan poin-poin evaluasi itu diterapkan dengan disiplin, pasti akan lebih bernilai daripada mendatangkan tim-tim raksasa Eropa untuk diadu dengan timnas senior.

0 komentar:

Posting Komentar